Keunikan Lawang Sewu, Semarang

Lawang Sewu merupakan bangunan tua era kolonial bersejarah dan megah di Kota Semarang. Objek wisata yang sarat dengan misteri pas untuk petualangan liburan yang seru. Mengunjungi ibukota Provinsi Jawa Tengah ini, tidak akan lengkap jika tidak singgah di sebuah tempat yang memiliki keunikan dan sarat misteri. Lawang Sewu, sebuah bangunan peninggalan masa kolonial Belanda yang ada di tengah Kota Semarang. Tempat tersebut begitu tersohor bagi siapa saja yang pernah singgah di kota semarang.

Semarang memang dikenal dengan Keunikan bangunannya mampu mencuri perhatian pengunjung.Lawang Sewu terkenal dengan cerita angkernya, bahkan kerap digunakan sebagai tempat uji nyali pada malam hari. Terletak di Kota Semarang, tepatnya di Jalan Pemuda, Sekayu, Komplek Tugu Muda, Semarang Tengah, bentuk bangunan dengan arsitekturnya yang unik ini membuat para pengunjung terus menerus berdatangan.Jika kalian berkunjung ke Kota Semarang, kalian wajib mengunjungi Lawang Sewu, karena banyaknya jendela yang menyerupai pintu membuat kesan tersendiri bagi para pengunjung. Kenyataan di balik jumlah pintu Lawang Sewu ini tidak sampai 1000, kurang lebih sekitar 429 buahAnda akan disuguhkan dengan nuansa klasik yang tak terlupakan. Bangunan pada masa Belanda ini memiliki arsitektur yang unik dan tentu saja indah untuk dipandang. Tak heran jika keberadaannya membuat tampilan Kota Semarang menjadi semakin eksotis apalagi terletak di tengah-tengah kota semarangHal istimewa lainnya dari museum yang satu ini adalah pembangunannya tidak menggunakan semen. Tempat tersebut dibuat dengan menggunakan pese atau blingor, sebutan untuk campuran dari kapur, pasir, dan juga batu bata merah. Hal ini membuat ruangan yang ada di sana terasa sejuk.Selain itu, bahan yang membuat tempat ini menjadikannya kokoh meski tanpa adanya konstruksi besi. Struktur atapnya pun disusun miring layaknya jembatan dan berbentuk setengah lingkaran per setengah meter. Hal tersebut membuatnya tidak memiliki tekanan yang berat.Salah satu titik favorit bagi siapa saja yang berkunjung di sini adalah dinding kaca mozaik yang berada di gedung utama museum. Kaca patri dengan tinggi hingga 9 meter tersebut mengandung berbagai makna filosofis. Kaca-kaca tersebut terpisah menjadi 4 panel yang berukuran cukup besar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Kampung Hidroponik di Surabaya

Menjelajahi Goa Biru di Maratua di Kalimantan Timur

Mengenal Pulau Maratua, Surganya Para Penyelam